Senin, 30 Januari 2012

9 Sifat Cepat Menuju Kehancuran

Anda boleh saja gagal asalkan Anda bangkit kembali, tetapi Anda dilarang keras melakukan Aksi 9M, karena 9M ini akan menghancurkan kehidupan Anda di Dunia, bahkan di Akhirat.

Sikap dan Perilaku 9M inilah yang membuat hingga hari ini hidup seseorang hanya berjalan di tempat atau bahkan mundur teratur dan tersungkur. Apa itu 9M? 9M adalah kependekan dari Maksiat, Malas, Meremehkan, Menunda, Minder, Mengeluh, Menyalahkan, Mencari alasan, dan Menyerah.

1. Maksiat,
Kegiatan ini menghasilkan dosa besar dan dosa kecil. Seseorang yang berbuat maksiat membuktikan bahwa ia masih jauh dari Allah.

2. Malas,
Adalah keengganan untuk melakukan perbuatan yang baik. Termasuk keengganan untuk beribadah kepada Allah SWT. Sifat Malas inilah yang membuat pekerjaan yang sudah dimulai belum juga terselesaikan. Malas ini menular dengan sangat cepat, perhatikanlah jika ada orang yang Malas maka bisa menyebabkan orang-orang di sekitarnya turut menjadi pemalas. Dan rupanya Malas ini termasuk ciri orang yang berperilaku munafik, dimana orang-orang munafik kelak akan menjadi bahan bakarnya api neraka.

3. Meremehkan,
Adalah sebuah sikap sombong, merasa dirinya lebih hebat dari orang lain dan merasa orang lain itu kecil di hadapannya. Meremehkan atau sombong ini membuat nilai-nilai kebaikan kita menjadi hambar terasa, dan orang lain yang berada di sekitar kita merasa kesal dengan kehadiran kita. Sikap sombong ini adalah sikap tidak menghargai kehadiran orang lain, sebuah sikap yang bisa menganiaya orang lain. Sabda Rosulullah saw. “Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.” (HR. Muslim).

4. Menunda,
Adalah efek dari Malas dan efek dari Meremehkan sebuah pekerjaan. Kebiasaan Menunda ini membuat efektifitas seseorang berkurang drastis. Jangan sia-siakan waktu Anda. Karena ia datang lalu pergi tanpa bisa kembali. Malas dan Menunda adalah sudah satu paket yang sulit dipisahkan. Maka untuk menghilangkan kebiasaan menunda maka Anda harus awali menjadi pribadi yang bukan pemalas. Bisa jadi ketika Anda menunda perbuatan baik itu maka Anda sudah merusak rangkaian kebaikan yang sedang mengalir di semesta ini.

5. Minder,
Adalah sebuah sikap kebalikan dari meremehkan. Jika meremehkan itu merendahkan orang lain, maka minder adalah menganggap diri lebih rendah dari orang lain. Efek dari minder ini adalah tidak munculnya secara optimal kemampuan seseorang. Seseorang mungkin saja memiliki ilmu dan kecerdasan yang sangat baik, tapi disebabkan minder maka ilmu dan kecerdasannya tidak muncul optimal.

6. Mengeluh,
Adalah sebuah sikap yang merusak keikhlasan sehingga merusak hasil terbaik yang seharusnya bisa didapatkannya. Seseorang yang bekerja diiringi umpatan dan keluhan maka hampir dipastikan pekerjaan yang dilakukannya tidak akan berhasil optimal. Mengeluh adalah ibarat tikus yang menggerogoti kayu di rumah Anda.

7. Menyalahkan,
Adalah sebuah sikap pengecut dimana seseorang menyalahkan orang lain padahal hal itu adalah kesalahannya. Menyalahkan adalah sebuah sikap yang diakibatkan oleh gagalnya seseorang melakukan introspeksi diri. Ibarat seseorang yang di hidungnya terdapat kotoran yang sangat berbau, maka apapun yang ada di sekitarnya ia sangka berbau. Semuanya bau, padahal yang bau adalah dirinya. Semuanya salah, padahal kesalahan tersejati berada di dalam dirinya. Itulah orang-orang yang gagal melihat kesalahan dirinya sendiri, maka ia memiliki kecenderungan menyalahkan orang lain.

8. Mencari Alasan,
Adalah sebuah sikap yang selaras dengan suka menyalahkan orang lain. Mencari-cari alasan ini mengakibatkan seseorang gagal belajar dari kesalahannya. Biasanya orang yang ahli mencari alasan ia tidak memiliki keahlian lain yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Para pecundang itu ahli membuat alasan, ia selalu sukses mencari berbagai alasan di balik ketidakberhasilannya, dan alasan itu sangatlah masuk akal, sebab memang kalau tak masuk akal berarti ia bukan ahli membuat alasan. Sedangkan para pemenang hanya membutuhkan satu jawaban, satu aksi nyata, untuk menutup mulut para pencemooh kehidupan.

9. Menyerah,
Adalah sebuah sikap tidak meneruskan apa yang telah dimulainya dan diperjuangkannya. Menyerah adalah kata mutiara bagi orang-orang yang gagal. Seorang pemenang tidak pernah menyerah dan orang yang menyerah tidak pernah menang. Jangan menyerah, jangan putus harapan, jangan pernah menjadi pecundang yang nyaris menjadi pemenang. Ketahuilah, sekitar 90% orang yang gagal adalah orang yang hampir berhasil. Ia berhenti di saat sebenarnya finish sudah di depan matanya. Ia dibutakan oleh berbagai godaan, sehingga finish pun yang sudah sebegitu dekatnya tidak mampu dilihatnya. Teruslah bergerak menuju impian Anda, tidak masalah berapa kali Anda gagal, yang penting Anda bergerak untuk kembali bangkit dari kegagalan. Gagal itu biasa, dan bangkit itu luar biasa.

"Jangan pernah menjadi pribadi yang gagal dan menyerah, tapi jadilah pribadi yang GAGAL MENYERAH !!!"

Rabu, 25 Januari 2012

Ingin Pahala, Sehat, Awet Muda dan Jauh dari Sakit? Shalatlah..!!

BERGAHAGIALAH umat Islam yang rajin dan ikhlas menunaikan shalat dalam hidupnya, baik shalat sunnah maupun shalat wajib. Karena berdasarkan penelitian ilmiah, ternyata dalam shalat khusyuk terdapat berbagai mukjizat.


Berdasarkan penelitian Dr Faris Aazuri, ahli penyakit urat syaraf dan persendian yang bekerja di sebuah universitas di Amerika serikat, ternyata gerakan ruku dan sujud dalam shalat yang dilakukan oleh kaum muslimin,  terdapat manfaat yang sangat besar.

Secara medis, rukuk dan sujud dalam shalat tersebut berfungsi untuk menguatkan punggung dan mampu melenturkan urat-urat yang ada di sekitar punggung. Hal ini akan lebih dirasakan manfaatnya jika seseorang melakukan shalat sejak usia dini. Kebiasaan shalat akan mencegah seseorang terserang penyakit yang disebabkan oleh melemahnya urat. Bila urat dalam kondisi yang lemah, maka akanmengakibatkan timbulnya rasa sakit luar biasa.
...Secara medis, rukuk dan sujud dalam shalat tersebut berfungsi untuk menguatkan punggung dan mampu melenturkan urat-urat yang ada di sekitar punggung. Hal ini akan mencegah penyakit yang disebabkan oleh lemahnya urat....
Menurut ilmuwan lainnya, Dr Musthofa Al Haffar, menyimpulkan bahwa posisi sujud memiliki pengaruh dan manfaat yang besar bagi kaum ibu. Selain itu, gerakan sujud yang biasa dilakukan muslimin dalam shalatnya juga memiliki manfaat yang besar. Di antaranya menekan udara yang ada di dalam perut menuju mulut. Kondisi itu sangat bagus bagi kesehatan seseorang.

Dr Abdurrahman Al Umari menambahkan, shalat yang dikerjakan seseorang memiliki pengaruh dan manfaat yang sangat besar bagi keseimbangan jasmani manusia, selain pengaruhnya yang sangat besar terhadap kondisi rohani seseorang. Seorang yang mengerjakan shalat akan mendapatkan ketenteraman dan ketenangan jiwa. Kondisi jiwa yang demikian sangat berpengaruh terhadap keseimbangan produksi hormon dalam tubuh. Keseimbangan antara rohani dan jasmani akan membuat organ tubuh seseorang bekerja dengan baik. Kondisi ini akan memperlambat proses penuaan yang terjadi dalam tubuh.  

Subhanallah, begitu banyak manfaat shalat khyusuk. Jadi, selain shalat sebagai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, secara fisik di dunia, shalat juga berguna untuk kesehatan. Itulah sebabnya, kenapa Rasulullah dan para sahabat memiliki badan sehat. Salah satu faktornya, karena mereka rajin shalat dengan khusyuk.
...Seorang yang mengerjakan shalat akan mendapatkan ketenteraman dan ketenangan jiwa, sehingga keseimbangan produksi hormon dalam tubuh terjaga dengan baik. Kondisi ini akan memperlambat proses penuaan yang terjadi dalam tubuh.  ...
Apabila shalat dikerjakan dengan khusyuk, maka akan mendatangkan ketenangan dan kesehatan. Nah, mari kita perbanyak shalat khusyuk dan ikhlas. Insya Allah kita mendapat pahala sekaligus membuat badan sehat. [Katiar, maraji’: Shalat Khusyuk Enjoy Aja]

Senin, 23 Januari 2012

Ternyata Arti "Minal 'Aidin wal Faizin" Bukan "Mohon Maaf Lahir Batin"



Ucapan ini: Selamat Hari Raya Idul Fitri, Taqobalallahu Minnaa wa Minkum, Minal 'Aidin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Batin, merupakan ucapan yang biasa disampaikan dan diterima oleh kaum muslimin di hari lebaran baik melalui lisan ataupun kartu ucapan idul fitri. Ada dua kalimat yang diambil dari bahasa arab di sana, yaitu kalimat ke dua dan tiga. Apakah arti kedua kalimat itu? Dari mana asal-usulnya? Sebagian orang kadang cukup mengucapkan minal 'aidin wal faizin dengan bermaksud meminta maaf. Benarkah dua kalimat yang terakhir memiliki makna yang sama?


Para Sahabat Rasulullah biasa mengucapkan kalimat Taqobalallaahu minnaa wa minkum di antara mereka. Arti kalimat ini adalah semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian. Maksudnya, menerima amal ibadah kita semua selama bulan Ramadhan. Para sahabat juga biasa menambahkan: shiyamana wa shiyamakum, semoga juga puasaku dan kalian diterima.

Jadi kalimat yang ke dua dari ucapan selamat lebaran di atas memang biasa digunakan sejak jaman para Sahabat Nabi hingga sekarang.

Lalu bagaimana dengan kalimat: minal 'aidin wal faizin? Menurut Quraish Shihab dalam bukunya Lentera Hati, kalimat ini mengandung dua kata pokok: 'aidin dan faizin (Ini penulisan yang benar menurut ejaan bahasa indonesia, bukan aidzin,aidhin atau faidzin,faidhin. Kalau dalam tulisan bahasa arab: من العاءدين و الفاءيزين )

Yang pertama sebenarnya sama akar katanya dengan 'Id pada Idul Fitri. 'Id itu artinya kembali, maksudnya sesuatu yang kembali atau berulang, dalam hal ini perayaan yang datang setiap tahun. Sementara Al Fitr, artinya berbuka, maksudnya tidak lagi berpuasa selama sebulan penuh. Jadi, Idul Fitri berarti "hari raya berbuka" dan 'aidin menunjukkan para pelakunya, yaitu orang-orang yang kembali. (Ada juga yang menghubungkan al Fitr dengan Fitrah atau kesucian, asal kejadian)

Faizin berasal dari kata fawz yang berarti kemenangan. Maka, faizin adalah orang-orang yang menang. Menang di sini berarti memperoleh keberuntungan berupa ridha, ampunan dan nikmat surga. Sementara kata min dalam minal menunjukkan bagian dari sesuatu.

Sebenarnya ada potongan kalimat yang semestinya ditambahkan di depan kalimat ini, yaitu ja'alanallaahu (semoga Allah menjadikan kita).

Jadi, selengkapnya kalimat minal 'aidin wal faizin bermakna (semoga Allah menjadikan kita) bagian dari orang-orang yang kembali (kepada ketaqwaan/kesucian) dan orang-orang yang menang (dari melawan hawa nafsu dan memperoleh ridha Allah). Jelaslah, meskipun diikuti dengan kalimat mohon maaf lahir batin, ia tidak mempunyai makna yang serupa. Bahkan sebenarnya merupakan tambahan doa untuk kita yang patut untuk diaminkan.


SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, TAQOBALALLAHU MINNA WA MINKUM, SHIYAMANA WA SHIYAMAKUM, JA'ALANALLAAHU MINAL 'AIDIN WAL FAIZIN, AMIN...